31 March 2011

✿✿ Puasa ✿✿

Yesaya 58:1-12

Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya:"Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Ku kehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kau sebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? Bukan! Berpuasa yang Ku kehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".

13 March 2011

♬Eagles Wings♬


Here I am waiting
Abide in me I pray
Here I am longing
For You

Hide me in Your love
Bring me to my knees
May I know Jesus
More and more

Come live in me
All my life, take over
Come breathe in me
And I will rise
On eagles wings

Isaiah 40: 31 "But they that wait upon the LORD shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint."

12 March 2011

BERSYUKURLAH SELAGI KITA HIDUP!

Yesaya 38:19 Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.

Di dalam kehidupan, ada begitu banyak orang yang menyesali kejadian-kejadian masa lalu yang sudah berlalu. Orang pintar mengatakan hal tersebut sebagai trauma masa lalu atau boleh dikatakan kenangan masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Kita menyesali mengapa dulu tidak mau belajar lebih giat sehingga sekarang tidak menjadi pecundang. Kita menyesali mengapa dahulu tidak jadi menikah dengan mantan pacar yang sekarang sudah jadi orang terkenal. Kita menyesali mengapa tidak menempuh pendidikan di bidang kedokteran, sehingga dapat menjadi dokter dan menolong orang lain. Kita menyesali mengapa dulu hidup tidak benar sehingga harus dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan, dan lain sebagainya. Kenangan masa lalu itu membuat kita sulit untuk melangkah menghadapi masa depan yang lebih baik yang Tuhan sudah sediakan bagi kita. Mengapa kita sukar untuk melupakan masa lalu? Karena kita tidak pernah bersyukur atas anugrah terbesar yang Tuhan sudah berikan pada kita pada masa kini.

Raja Hizkia di dalam suatu karangannya yang diungkapkan oleh Kitab Yesaya pernah berkata bahwa hanya orang hidup saja yang dapat mengucap syukur. Orang yang sudah mati tidak dapat menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan. Raja Hizkia menyampaikan hal ini ketika dia sembuh dari penyakit yang dideranya. Betapa pahit dan galaunya perasaannya ketika dia harus mengalami penyakit yang begitu membuat dia menderita. Pada awalnya, begitu berat dia rasakan penderitaan atas penyakit tersebut sampai dia merasa putus asa. Dia meratap kepada Tuhan, mengapa Tuhan membuat Dia seperti itu dan dari siang sampai malam Tuhan membiarkannya begitu saja, dia berteriak minta tolong sampai pagi; seperti singa demikianlah TUHAN menghancurkan segala tulang-tulangnya; dari siang sampai malam Tuhan membiarkan dia begitu saja. (Yesaya 38:12-13). Tetapi dia menyadari bahwa apabila dia mati, dia tidak akan dapat mengucap syukur atas segalanya. Hanya orang hiduplah yang dapat mengucap syukur atas kehidupan yang ada kepada Tuhan. Itu sebabnya, Raja Hizkia mengucap syukur atas segala hal yang Tuhan telah perbuat bagi dirinya.

Mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan pada hari ini sangat membantu kita untuk melupakan masa lalu yang begitu buruk atau begitu indah. Masa lalu bukanlah hal-hal yang perlu diingat dan perlu dikenang sepanjang masa. Hidup kita masa yang akan datang bukan ditentukan oleh masa lalu kita. Masa lalu sudah berlalu, sesungguh masa depan sedang menanti kita (2 Korintus 5:17). Kita harus bersyukur atas anugerah yang terindah yang Tuhan berikan kepada kita pada hari ini. Masalahnya, ada begitu banyak orang tidak bersyukur untuk segala hal yang telah diterima pada hari ini. Istri atau suami masih suka mengenang mantan pacar yang sudah menjadi pasangan orang lain, masih suka membanding-bandingkan keburukan dan kebaikan sang mantan dengan pasangan. Anak-anak tidak bersyukur atas berkat Tuhan dengan dapat mengikuti pendidikan yang baik di sekolah sehingga masih suka bolos dan tidak serius mengikuti pelajaran. Kita tidak bersyukur dengan pekerjaan yang ada saat ini dan selalu membandingkan-bandingkan perusahaan tempat bekerja dengan perusahaan lain. Kita tidak bersyukur atas kondisi keuangan keluarga yang ada saat ini, sehingga membandingkan dengan tetangga yang memiliki harta yang melimpah. Ada begitu banyak hal yang membuat orang tidak bersyukur atas anugerah Tuhan untuk kehidupan kita pada saat ini. Hal ini membuat kita menjadi apatis, bersungut-sungut, mengeluh, berduka cita, tidak semangat menjalani hari esok, dan dapat menimbulkan pertengkaran dalam kehidupan berumah tangga. Ingatlah, bahwa hidup kita hanya sekali saja di dunia ini. Kita tidak pernah diijinkan untuk mengulang masa lalu. Hidup bukan sebuah imajinasi seperti layaknya film kartun Dora Emon yang dapat kembali ke masa lalu. Tetapi hidup adalah untuk menghadapi kenyataan dalam meraih masa depan yang lebih baik. Kita tidak dapat mengatakan akan bersyukur apabila semua sudah menjadi sempurna, karena tidak ada yang sempurna di dalam hidup ini, tidak ada istri yang sempurna, tidak ada suami yang sempurna, tidak ada sekolah yang sempurna, tidak ada pekerjaan yang sempurna, tidak ada anak-anak yang sempurna dan lain sebagainya. Oleh karena itu, selagi jantung masih berdetak dan kehidupan masih berjalan, bersyukurlah atas kehidupan yang Tuhan telah berikan kepada kita pada hari ini karena memang tiada yang sempurna dalam hidup ini. Terpujilah nama Tuhan. Amin

By Dwi Budhi Cahyono

❤Jaminan Sebuah Ujian❤

I Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Tuhan setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Orang yang dewasa secara rohani adalah orang yang selalu berhasil melalui sederetan masalah dalam hidupnya. Ketika menghadapi masalah, dia tidak pernah mengeluh dan lari dari masalah yang ada. Justru dia semakin merendahkan diri di hadapan Tuhan agar diberikan kekuatan dan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Orang yang seperti ini juga tidak pernah mencari-cari masalah, tetapi sebaliknya dia menjadi pemecah masalah dari orang yang membutuhkan jalan keluar dan dia menjadi berkat bagi banyak orang. Hidup orang seperti ini yang Tuhan mau terjadi kepada umatNya yang selalu kuat dan tidak mengeluh terhadap beban hidup yang dialaminya. Mengapa orang seperti ini bisa menjalani kehidupan yang sangat sulit dan mengapa dia bisa bertahan terhadap segala masalah yang ada?

Mungkin orang tidak mengetahui bahwa seseorang sedang memiliki masalah dan sangkanya seseorang itu tidak pernah mengalami masalah karena dia begitu sukacita dan tidak ada keluhan yang cukup berarti. Ketahuilah bahwa tidak ada orang yang tidak memiliki masalah, semuanya pasti punya masalah. Besar kecil sebuah masalah adalah tergantung kepada orang yang memandangnya. Mungkin suatu masalah sangat besar bagi seseorang, tetapi bagi orang lain tidak. Ini dapat diibaratkan seperti seseorang yang memandang sebuah gedung tinggi dari sebuah pesawat yang sedang terbang di atas awan. Kelihatan bahwa gedung itu hanya sebuah titik kecil yang tidak berarti apa-apa. Namun bila gedung tinggi tersebut di lihat dari bawah, maka kelihatanlah bahwa gedung tersebut sangat tinggi dan sangat memukau.

Demikian juga halnya dengan masalah yang dihadapi. Kita harus mengetahui bahwa tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluar. Tidak ada masalah yang luar biasa beratnya untuk dipikul. Tidak ada masalah yang sampai menghancurkan kehidupan kita. Ingatlah bagaimana Ayub ketika akan menghadapi sebuah masalah, Tuhan mengijinkan Iblis untuk mengganggu dia tapi tidak mengijinkannya untuk mengambil hidupnya (Ayub 1:12). Ketika masalah datang menghampiri, kita harus mengetahui bahwa masalah yang datang tidak akan melebihi kekuatan yang dimiliki. Tidak mungkin seorang anak berusia 12 tahun diberikan oleh orang tuanya beban seberat 1 ton untuk diangkat. Tetapi orang tua akan melihat kemampuan sang anak yang hanya mampu untuk mengangkat beban seberat 10 kilogram. Tuhan mau agar kita memahami hal ini sehingga kita tidak mengeluh ketika masalah datang menghampiri, sehingga kita tidak putus asa ketika masalah belum ada tanda-tanda jalan keluar. Kita harus yakin bahwa Tuhan tidak pernah lalai untuk menepati janjinya dan bahwa semua terjadi adalah untuk kebaikan kita. Masalah diberikan dan diijinkan terjadi kepada kita agar kita lebih peka kepada Tuhan. Dan ketika masalah datang menghampiri, Tuhan sudah memberikan jaminan bahwa masalah tersebut tidak akan melebihi kekuatan yang dimiliki dan bahwa masalah tersebut pasti ada jalan keluar. Mari kita pahami hal ini sehingga kita menjadi kuat di dalam Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. Amin

By Dwi Budhi Cahyono

11 March 2011

♬ Kointalang no kosianan Nu ♬

Onsikou iti ginawo ku (hati ku berterima kasih)
Pinatahak Nu iso koposion (Engkau memberi satu kehidupan)
Agayo o nipuhawang Nu (begitu besarnya kasihMu)
Popolingos diti ginawo ku ( mengubati@menyembuhkan hati ku)

Kosianan Nu oi gampamasi (belas kasihan Mu oh juruselamatku)
Pinatahak Nu tanak tiso-iso (Engkau memberi Anak Mu yang tunggal)
Tulinau do Kinorohingan (Kemuliaan Allah)
Yesus Kristus ralan do koposion (Yesus Kristus adalah jalan kehidupan)

Kointalang no kosianan Nu (belas kasihan Mu nyata)
Mangakat ginawo ku id Dika (membawa ku kepada Mu)
Ika no it tolidang oi Ama (Engkau Allah yang kudus)
Poingompus tumanud oku Dika (selamanya aku mau mengikut Engkau)

Baino naramit ku batos Nu (sekarang aku menerima janji Mu)
Popogirot ti kotumbayaan ku (menguatkan kepercayaan ku)
Kosianan om nipuhawang Nu (belas kasihan dan kasih Mu)
Sogigisom do id koposion ku (selamanya di hidup ku)

06 March 2011

Berakar Di dalam Tuhan

Kolose 2:7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Ada orang yang mengatakan bahwa apabila Tuhan sudah memberkati dia dengan segala macam hal, seperti karir yang baik, harta yang banyak, jabatan yang meningkat, dan lain sebagainya, maka ia berjanji akan semakin dekat dengan Tuhan dan akan melayani Tuhan dengan lebih sungguh. Sebuah pernyataan yang memang sering diungkapkan oleh orang-orang yang mengharapkan sesuatu dari Tuhan. Segala sesuatu dihubungkan dengan berkat dan berkat yang berupa berkat jasmani. Itu sebabnya, ada begitu banyak anak Tuhan yang menjadi lupa dengan Tuhan ketika berkat itu datang kepadanya. Ibarat habis manis sepah dibuang, demikianlah anak-anak Tuhan yang datang kepada Tuhan hanya untuk sebuah berkat.

Mengapa umat Tuhan menjadi lupa denganNya ketika berkat telah diterima? Karena umat Tuhan tidak pernah berakar di dalam Tuhan. Berakar di dalam Tuhan mengandung arti bahwa seseorang telah menyatu dan melekat erat dengan Tuhan sehingga segala sesuatu yang ada dan terjadi padanya selalu disambut dengan ucapan syukur yang memuliakan Tuhan. Baik suka maupun duka, baik ketika terhimpit, ketika mengalami sebuah tekanan, ketika mengalami beban berat, ketika mengalami sakit penyakit, maupun ketika mengalami hidup sukses dan lain sebagainya, selalu mengucap syukur dan malah semakin mendekatkan dirinya kepada Tuhan.

Apabila kita tidak berakar di dalam Tuhan, maka ketika kita mengalami kesuksesan, kebahagiaan, naik jabatan, memiliki harta yang melimpah dan lain sebagainya, maka hal itu akan menjauhkan kita dari Tuhan. Ketika Tuhan memberikan jabatan yang lebih tinggi lagi, kita lupa dengan Tuhan karena menjadi lebih sibuk dari keadaan semula. Kita sibuk mempertahankan jabatan yang ada dengan lebih mementingkan melayani pimpinan daripada melayani Tuhan, kita sibuk mempertahankan harta yang begitu banyak dengan lebih giat lagi bekerja siang dan malam daripada giat mencari Tuhan, kita sibuk mengurus perusahaan yang Tuhan sudah berikan kepada kita dengan lebih banyak lagi menjalin mitra kerja daripada menjalin hubungan dengan TUhan, kita sibuk dengan pelayanan yang Tuhan telah percayakan kepada kita dengan pergi ke sana sini sehingga lupa untuk bersekutu dengan Tuhan, dan lain sebagainya. Kita takut kehilangan semua yang telah diberikan Tuhan kepada kita sehingga berusaha mempertahankannya dengan cara kita sendiri. Kita melupakan Tuhan yang adalah pemberi berkat itu dan lebih memberi hati kepada berkat yang telah dimiliki (Matius 6:21). Dalam segala hal, kita menjadi lebih mencintai uang daripada mencintai Tuhan. Ingatlah, bahwa akar dari segala kejahatan adalah karena cinta uang(I Timotius 6:10) yang akan membawa kita kepada rupa-rupa kejahatan. Oleh karena itu, mari kita mencukupkan segala apa yang Tuhan telah berikan kepada kita dan yakinlah bahwa Tuhan tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkan kita apabila kita lebih mengutamakan Tuhan daripada berkat yang diterima (Ibrani 13:5). Jangan takut kehilangan jabatan, jangan takut kehilangan harta, jangan takut kehilangan berkat, dan lain sebagainya akibat mengutamakan Tuhan karena Dia akan tetap memelihara umatNya yang selalu setia dan mau berakar di dalam Dia. Terpujilah nama Tuhan. Amin.
By Dwi Budhi Cahyono

Jangan Iri hati/Cemburu

Mazmur 73:3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.

Ini adalah ungkapan pemazmur Asaf yang cemburu melihat kemujuran orang fasik. Dia melihat bahwa orang fasik, orang yang tidak mengenal Tuhan yang benar kelihatan begitu diberkati, kelihatan begitu sukses, kelihatan begitu sehat, kelihatan begitu hidup berkelimpahan. Asaf yang begitu aktif melayani Tuhan sebagai penyanyi dan pemuji Tuhan (1 Tawarikh 15:19) merasa bahwa dia tidak begitu mujur dibandingkan dengan orang fasik. Dia iri hati melihat kemujuran orang fasik sampai dia mengungkapkannya dalam sebuah mazmur. Hal ini memang manusiawi yang bisa melanda seluruh pribadi, baik yang mengenal Tuhan maupun yang belum mengenal Tuhan.

Iri hati atau cemburu memang sering melanda manusia terutama juga umat Tuhan. Iri hati kepada tetangga yang kelihatan diberkati dengan kekayaan yang luar biasa melimpah, jabatan yang tinggi di dalam pekerjaan, istri yang cantik, suami yang tampan, anak-anak yang sukses dan lain sebagainya. Iri hati terhadap teman yang sekantor yang memiliki prestasi kerja yang lebih baik dari kita. Iri hati terhadap saudara sendiri yang diperlakukan lebih istimewa oleh orang tua. Bahkan ada orang iri hati melihat orang lain dipakai Tuhan dengan luar biasa di dalam lingkungan pelayanan. Iri hati bisa mengakibatkan hal yang merugikan diri sendiri dan bisa juga memotivasi. Tetapi kebanyakan iri hati membuat orang menjadi lebih buruk dan merugikan diri sendiri.

Di dalam alkitab kita bisa melihat orang yang iri hati kepada orang lain yang merugikan dirinya sendiri. Raja Saul yang iri hati kepada Daud yang begitu diurapi Tuhan menjadi bermusuhan dengannya dan berusaha menyakiti dan membunuh Daud.(1 Samuel 19:11). Raja Herodes merasa iri hati dengan lahirnya seorang raja yang menurut dia akan mengancam kedudukannya sebagai raja (Matius 2:3), sehingga dia harus berpura-pura ingin melihat dan sujud menyembahNya. Namun kemudian dia murka karena tidak bisa mengetahui keberadaan Sang Raja yang baru lahir sehingga kecemburuannya membuat dia harus membunuh semua bayi yang baru lahir di seluruh negeri. Tuhan Yesus juga memberikan sebuah perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32) dimana ketika anak bungsu yang telah hilang kembali lagi, si sulung menjadi cemburu dan marah kepada orang tuanya. Ada begitu banyak contoh di alkitab yang menjelaskan tentang keadaan cemburu ini. Tetapi Yesus, ketika suatu kali Petrus merasa cemburu kepada murid yang dikasihiNya yaitu Yohanes dan bertanya kepadaNya, perihal apakah yang akan terjadi dengan dia, Yesus mengatakan bahwa hal itu bukanlah urusan Petrus. Yesus berkata kepada Petrus bahwa satu hal yang harus dilakukannya ialah mengikut Dia. Yesus mau agar Petrus dan kita semua mengikut Dia.(Yohanes 21:21-22)) Hanya itu. Masalah orang lain diberkati, masalah orang lain berkelimpahan, masalah orang lain sukses, masalah orang lain melayani Tuhan dengan sungguh luar biasa dengan pengurapan yang dari Tuhan dan lain sebagainya bukan urusan kita. Itu adalah urusan Tuhan. Kita tidak boleh cemburu kepada mereka. Tugas kita hanya mengikut Tuhan Yesus dan melakukan kehendaknya, selebih serahkan semuanya kepada Tuhan. Kita harus berjiwa besar dan tidak boleh berlarut-larut dalam kecemburuan kita yang dapat merusak segalanya. Ucapkanlah syukur senantiasa atas segala apa yang ada pada kita yang telah diberikan oleh Tuhan. Oleh karena itu, mari kita senantiasa mengucap syukur atas segala anugerah yang Tuhan telah berikan dan patahkan segala api cemburu yang melanda hidup kita dengan pedang Roh yaitu firman Tuhan. kalau Roh Tuhan sudah menguasai hidup kita, mengapa kita harus cemburu? Terpujilah nama Tuhan. Amin

By Dwi Budhi Cahyono